Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri Akan Kegagalan Yang Dialami Orang Terdekat Kita

Sesuatu Yang Dipaksakan Tidak Akan Menghasilkan Hasil Yang Baik

Banyak orang sering menyalahkan diri sendiri saat dia mengalami sebuah kegagalan, atau ada orang terdekatnya apalagi itu anggota keluarganya yang mengalami kegagalan. Dan itu sering terjadi. Karena dia akan merasakan dia juga mengambil peran itu. Misalnya ada anggota keluarganya yang mengalami kegagalan atau hal buruk. Dan sebagai adik, kakak atau bahkan sebagai orang tua, akan merasakan gagal. Merasa dia juga berpengaruh akan hal tersebut. Sehingga tidak sedikit orang yang menyalahkan dirinya.

Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri Akan Kegagalan Yang Dialami Orang Terdekat Kita

Itu bukanlah hal yang jarang terjadi. Karena jika itu terjadi di dalam rumah, kadang kita rasanya kita ada mengambil peran akan itu. Misalnya akan ada perasaan dimana, seandainya kita bisa lebih memperhatikan saudara atau anak kita, atau ada perasaan coba kalau waktu itu kita lebih memberikan perhatian atau arahan, mungkin dia tidak akan seperti itu. Wajar saja jika kita sampai berpikir begitu. Karena pada dasarnya tidak ada orang yang ingin melihat anggota keluarga nya gagal. Jadi saat ada salah satu anggota keluarganya gagal akan ada perasaan kesal dan menyalahkan diri sendiri.

Tapi perlu kita ingat. Bahwa kita tidak perlu sampai menyalahkan sebegitunya diri kita. Karena saat ada seseorang gagal, baik orang terdekat kita, atau bahkan anggota keluarga kita, itu bukanlah sepenuhnya kesalahan kita. Apalagi jika dia sudah dewasa. Itu menjadi tanggung jawabnya. Jika kita sudah sering mengingatkan, sudah sering menasehati, tapi dia tidak mendengarkan. Dan dia tetap melakukan apa yang dia rasa benar, dan akhirnya dia mengalami kegagalan.

Itu sudah menjadi tanggung jawabnya. jangan lah kalian terus menerus menyalahkan diri sendiri akan itu. Karena gagal atau sukses nya seseorang itu tergantung dari orangnya. Tergantung dari orang bersangkutan. Jika kita sudah sering sekali menasehati. Tapi dia tidak menerima dan hanya mengabaikannya, ya itu sudah menjadi urusannya. Dia lah yang menentukan sukses atau gagalnya dirinya sendiri. Kita cukup mengingatkan dan menasehati. Selebihnya, biarkan dia yang memutuskan dan menjalaninya.