Rancangan Holocaust Untuk Perkenalkan Sejarah Pada Anak

Mengingat ada dampak yang mendalam bentuk seni semarak ini pada Van Gogh dan juga karyanya, orang hanya bisa membayangkan pengaruh selanjutnya kira-kira dapat dimiliki oleh penerusnya, manga dan juga shin-hanga, juga terhadap pemuda Prancis pada saat ini. Seperti bentuk seni lainnya saja, manga menyoroti sebuah atribut dunia tertentu dalam halamannya. Media ini ikut bersama dengan beberapa bentuk serupa dalam meriam berartistik Barat, juga memperluas pikiran dan juga persepsi konsumen mereka: Tapi akan picik untuk mengabaikan beberapa dampak pekerjaan semacam itu.

Mulai Memasukkan Sejarah Pada Holocaust

Apalagi menganggap komik itu sebagai media pada umumnya. Bila Mengingat biayanya rendah, akan mudah untuk kita membaca dan memperoleh buku-buku baru, memaparkan para pembaca pada keragaman cerita, juga karakter, dan juga sejarah yang luar biasa. Ambilah contoh, karakter Magneto dari serial X-Men. Magneto — seperti banyak hal di dalam hidup — kompleks. Dirinya lebih muda adalah salah seorang korban Holocaust dan juga kamp konsentrasi, ini pandangannya tentang suatu perbedaan sosial dibentuk oleh begitu banyak kengerian Nazi Jerman. Untuk para penentangannya terhadap sikap yang damai dan pasifis dan pendekatan agresif juga terhadap hak-hak sipil, di karakternya telah dibandingkan bersama dengan orang-orang seperti Malcolm X dan pendiri Liga Pertahanan Yahudi yaitu Meir Kahane.

Berharap Dapat Menjelaskan Hal Kompleks Dengan Cara Yang Mudah Dipahami

Cerita seperti Magneto dapat dan memang memperkenalkan pembaca yang lebih muda ke kompleksitas dunia, mengisi kesenjangan yang memprihatinkan dalam pengetahuan sejarah. Sebuah survei menemukan bahwa satu di Amerika di bawah usia tidak ingat pernah mendengar kata “Holocaust” sebelumnya. Enam puluh tiga persen Milenial dan Gen Z tidak tahu juta orang Yahudi dibunuh dalam Holocaust dan persen Milenial berpikir bahwa dua juta atau lebih sedikit orang mati. Buku komik seperti X-Men membuat pembaca muda sadar akan sejarah ini, mempertahankan warisan tragis yang berisiko dilupakan. Dan Holocaust hanyalah salah satu dari banyak tema yang sangat menonjol dan kompleks yang secara teratur hadir dalam komik yang sering menampilkan pertanyaan tentang keluarga dan hubungan, cinta dan kehilangan, dan keragaman dan multikulturalisme. Komik menarik banyak orang dari latar belakang yang berbeda bersama-sama dan secara teratur mempromosikan wacana dan perdebatan di sekitar banyak tema yang sama yang ada dalam opera dan karya penulis Prancis dari Hugo hingga Zola hingga Camus.